Riuh rendah suara nyanyian kebahagiaan ... begitu banyak kerinduan tergambar
Asing diri dalam alunan sampek yang mengajakku meliukkan tubuh mengikuti eksotiknya sang enggang menari
Hentakan kaki para penari menyanyikan suara persaudaraan...hitam merah hijau memenuhi pandanganku ... pohon-pohon berukir menjulang menopang perbedaan.
Yang kulihat sekarang ... tradisi tergerus arus mordenisasi....budaya yang perlahan musnah ... warisan yang lambat laun menghilang ... jati diri yang tertutupi.
Tak ada lelah meski peluh bercucuran ...
Dari sebukung ...dan nikmatnya kue haw...dianyam sejarah yang menghilang
@ teras nawang...pesta panen 2008
Suara gemuruh semakin jelas terdengar... bayangan kelabu seakan tak ingin kehilangan jejak... pusaran berputar terus mengejar... hanya hitam disekeliling sejauh mataku memandang... awan hitam seolah menumpahkan derasanya hujan tanpa irama... gemuruhnya bersahutan dengan melengkingnya suara ketinting... tubuhku mulai menggigil...dan hanya tertunduk menerima tamparan sang hujan ke sekujur tubuhku.. sesekali kuangkat wajah, mencuri pandang sang pengemudi menerobos gelapnya pandangan.
Nyanyian sungai terbelah kencangnya laju ketinting... terdengar begitu jelas diantara gelegar guntur... mataku tertuju pada pandangan sang tua yang begitu meneduhkan diantara kekhawatiran... menikmati fenomena alam yang memacu adrenalin... menundukan hati untuk bebicara pada Yang Kuasa... bahwa Engkau selalu ada
sungai kayan 2008
komentar
Posting Komentar